Banyak Pencuri Sejumlah Pintu Alternatif Pj. Bupati Ditutup Rapat
MUSIRAWAS ,potretsumsel.com- Sejumlah pintu masuk alternatif yang berada di kantor Bupati Musirawas, ditutup rapat dengan kondisi terkunci oleh gembok, guna menertibkan suasana gedung yang selama ini dinilai semrawut dan terkesan tidak tertib. Penutupan pintu alternatif yang telah dilakukan dalam beberapa hari terakhir ini, juga dianggap menjadi solusi dalam mengantisipasi tindak pencurian barang berharga milik pegawai yang sempat terjadi beberapa waktu lalu. Kamis (29/10).
Penjabat Bupati Musirawas, Riki Junaidi mengungkapkan bahwa penutupan pintu-pintu alternatif tersebut, memang merupakan upaya pihaknya dalam mengantisipasi tindak pencurian yang sempat terjadi. Namun hal tersebut bukan alasan utama pihaknya dalam menerapkan hal itu.
"Kita hanya berusaha membuat suasana gedung lebih teratur, agar pegawai yang bekerja dan warga yang berkunjung lebih nyaman saat ada keperluan di kantor. Pintu masuk hanya satu yang kita buka, jadi siapapun yang ada keperluan bisa lebih tertib dengan hanya menggunakan satu pintu untuk keluar masuk. Kalau soal tindak pencurian, hal ini juga kan bentuk antisipasi," ungkapnya.
Kendati begitu, Riki menjelaskan, bahwa penerapan hal tersebut bukan upaya pihaknya dalam menjaga jarak terhadap transparansi kinerja pegawai di Pemkab Musirawas. Ia pun menegaskan bahwa setiap warga yang ada kepentingan boleh masuk kedalam komplek perkantoran, namun tentunya dengan tujuan yang jelas dan melalui prosedur lengkap.
"Tidak ada upaya menjaga jarak dengan masyarakat. Kalau memang ada kepentingan, silahkan masuk dengan mengisi buku tamu di pintu utama. Penutupan pintu-pintu lain, selain pintu utama tidak ada maksud apa-apa selain menertibkan aktivitas di gedung perkantoran ini," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang warga, Deni (35) mengaku bingung saat penerapan kebijakan tersebut telah dilakukan. Dirinya pun menyayangkan sikap Pemkab Musirawas terkait hal tersebut. Sebab, hal ini dinilainya menjadikan suasana gedung terkesan tertutup dan memberi batasan kepada masyarakat.
Sementara itu, salah seorang warga, Deni (35) mengaku bingung saat penerapan kebijakan tersebut telah dilakukan. Dirinya pun menyayangkan sikap Pemkab Musirawas terkait hal tersebut. Sebab, hal ini dinilainya menjadikan suasana gedung terkesan tertutup dan memberi batasan kepada masyarakat yang ingin mengunjungi gedung tersebut. Terlebih, kamera CCTV yang berjejer di setiap sudut ruangan, seharusnya bisa dimaksimalkan, guna mengantisipasi tindak pencurian.
"Ini kan gedung masyarakat, kita semestinya bebas keluar masuk. Lagian, yang masuk kedalam gedung, tidak mungkin tidak ada keperluan. Jika memang ada orang-orang yang mencurigakan, seharusnya polisi pamong praja (Pol PP) yang berjaga setiap hari, bisa menertibkan, jadi mereka benar-benar kerja, tidak duduk-duduk saja di pintu utama," ungkapnya.(JF)
0 Comments:
Posting Komentar