Setelah
ditemukan ladang ganja seluas lima hektare di Ulu Lake Desa Sukaraja,
Kecamatan Karangjaya Kabupaten Musirawas Utara, pihakPolres Musi Rawas sedang melakukan pengembangan dan pendalaman.
Menurut
Kapolres Mura AKBP Herwansyah Saidi melalui Kasat Reserse Narkoba Ajun
Komisaris Forliamzons, SIP, hasil temuan tersebut sekarang masih tahap
pengembangan dan belum bisa di pastikan siapa pelaku penanam ganja
tersebut. Hal itu karena pelakunya tidak tertangkap, lain halnya bila
pelakunya tertangkap.
"Saat
ini memang sedang dilakukan pengembangan, karena ketika dilakukan
penggerebekan di lapangan tiga orang pelaku melarikan diri. Namun kami
akan berusaha terus melakukan pengembangan guna mengungkap siapa pemilik
ladang sebenarnya," ungkapnya saat dijumpai di ruangannya, Rabu
(18/11/2015).
Dilanjutkannya,
penggerebekan ladang ganja kemarin bukan yang pertama kali dilakukan
oleh Polres Mura, karena sebelumnya pihaknya pernah melakukan
penggerebekan di Kecamatan Selangit, kemudian kemarin merupakan
penggerebekan ladang yang kedua di Desa Sukaraja, Kecamatan Karangjaya.
"Informasi
yang kita dapat terkait penggerebekan kemarin merupakan pengembangan
dari beberapa kasus yang pernah kita tangani. Mulanya kita agak
ragu-ragu kemudian setelah pasti lokasinya baru kita gerebek," ujarnya.
Masih
kata dia, untuk masalah lokasi yang di gerebek kemarin sangat mendukung
untuk tumbuhnya tanaman ganja, karena memang lokasinya berbukit-bukit
dan kondisi suhu sangat mendukung tanaman yang dilarang tersebut tumbuh.
"Ganja
itu tumbuhnya di daerah tropis dengan tingkat kelembaban yang sangat
tinggi, jadi tempat-tempat seperti itu sangat mungkin tanaman wajar
tumbuh disana, meskipun kemarin kemarau panjang tapi itu tidak terlalu
berdampak, karena secara lokasi memang sangat cocok," ujarnya.
Untuk
itu, secara wilayah masih ada kemungkinan ladang-ladang lainnya yang
belum diketahui, karena itu pihaknya akan terus berkoordinasi memantau
tempat-tempat yang dianggap rawan penanaman tanaman tersebut.
"Kita
menduga hasil tanaman yang digrebek kemarin akan dipasarkan di wilayah
sekitaran Linggau dan Mura, hingga Muratara, atau bisa dikatakan untuk
pasokan kepentingan lokal, semua terlihat dari tiga kilogram yang sudah
siap edar, karena kalau berdasarkan jaringan aceh cara pengemasannya
sudah beda mereka sudah lebih rapi dan sudah moderen," ujarnya.
Kendati
demikian ia tidak menapik ladang yang di gerebek kemarin kemungkinan
ada kaitannya dengan jaringan di Aceh, karena secara bibit bisa
dimungkinkan.
"Kemungkinan
itu sah-sah saja, karena kita belum tahu pasti darimana sumber-sumber
tanaman tersebut, selain itu bisa jadi juga masalah bibitnya dari lokal
karena beberapa wilayah lain selain muratara juga pernah dilakukan
penangkapan," pungkasnya.(sp/net)
0 Comments:
Posting Komentar