Rekontruksi Pembunuhan Geseli Ricuh, Tersangka Sempat Marahi Polisi
Prabumulih, potretsumsel.com
Jajaran Satreskrim Polres Prabumulih melakukan rekonstruksi ulang terkait pembunuhan terhadap Gisely Nabila Nopitasari (18) di Hotel tempat kejadian perkara yakni di kawasan Jalan Lingkar Timur Kelurahan Gunung Ibul Kecamatan Prabumulih Timur, Jumat (8/1/2015).
Rekontruksi ulang yang diperagakan langsung oleh pelaku yakni Abu Salim yang ditujukan guna memperjelas dan melengkapi berkas perkara tersebut, mendapat penjagaan ketat dari petugas kepolisian.
Tampak dalam rekontruksi tersebut dihadiri belasan anggota keluarga korban. Sedangkan korban Gisely diperankan seorang Polwan, dua saksi pegwai hotel serta pelaku Abu Salim.
Abu Salim kemudian memperagakan 24 adegan terkait dugaan pembunuhan dilakukannya terhadap Gisely. Sepanjang 24 adegan diperagakan tersebut, pelaku Abu Salim tetap tidak mengakui jika dirinya yang membunuh teman kencannya itu di dalam kamar hotel tersebut. Padahal, tercatat dalam rekontruksi itu Abu Salim lebih dari tiga kali turun naik ke lantai tiga kamar untuk memeriksa Gisely maupun mengambil laptop, sementara para karyawan hotel mengakui tidak ada tamu lain mondar-mandir sebelum kejadian.
Parahnya, saat rekon diperagakan adegan per adegan, kakek-kakek yang didampingi empat pengacaranya tersebut terkesan seenaknya serta sedikit membantah dan mengatur polisi lantaran adegan harus sesuai apa yang ia sampaikan dalam BAP.
“Saya tidak mau, saya tidak panggil pegawai hotel dari tangga tapi saya ke resepsionis, mereka bohong dan mau jebak saya,” kata Abu Salim.
Termasuk ketika Abu Salim usai mengambil lebtop dan pintu ditutup polisi, justru pelaku kesal serta meminta polisi jangan menutup maupun mengunci pintu tetapi harus pemeran Gisel yakni Polwan.
“Jangan kamu yang tutup tapi Gisel, lalu dia kunci pintu. Jangan kamu, Gisel,” ketusnya ke polisi seraya berkata ketika dirinya mengambil laptop Gisel ditinggal dalam keadaan masih hidup dan mengkunci pintu.
Usai melakukan adegan demi adegan, Abu Salim kemudian hendak digelandang ke Mapolres. Namun situasi sedikit tegang lantaran keluarga korban yang telah lama menunggu hendak menghajar pelaku menggunakan batu bata dan memaki pelaku Salim. Beruntung anggota yang sigap langsung meredam serta membawa pelaku sebelum dihajar keluarga.
“Dasar tua bangka, kenapa harus dibunuh ponakan kami, jangan berani sama wanita saja,” maki Linda (36), satu diantara keluarga korban histeris.
Linda meminta, polisi maupun hakim nantinya menjatuhkan hukum seberat-beratnya disebabkan pelaku sudah tidak memiliki adab dan kemanusiaan.
“Padahal sudah tua masih kelakuan setan, hukum seberatnya pak polisi, kami tidak terima, keluarga kami hilang dibuatnya,” teriak Linda.
Kapolres Prabumulih, AKBP Arief Adiharsa SIk MTCP melalui Kasat Reskrim, AKP Bagus Adi Suranto SIk menegaskan, rekonstruksi itu dilakukan untuk memperjelas serta untuk melengkapi berkas-berkas tersangka Abu Salim.
“Sebanyak 24 adegan diperankan, meski pelaku tak mengaku tapi kita telah mempunyai lengkap alat bukti, bahkan kita tengah menunggu hasil otopsi dan keterangan ahli serta dokter yang memeriksa korban. Secepatnya setelah berkas lengkap kasus akan kita limpahkan ke kejaksaan,” tegasnya.
Sementara, pengacara Abu Salim yakni H Yusmaheri SH mengatakan, dari hasil rekonstruksi dilakukan sepertinya sedikit kabur (tidak jelas-red) jika Abu Salim melakukan perbuatan pembunuhan. “Kalau hasil rekon dilakukan sedikit kabur, namun biarlah nanti pengadilan memutuskan apakah klien kita terbukti membunuh atau tidak,” tegasnya singkat.(jn/sp)
0 Comments:
Posting Komentar