Potretsumsel.com : Walikota Lubuklinggau memberikan cindramata kepada balai kesenian Sumbar (foto: Joni) |
- Tiga Provinsi Ikuti Jetrada di Lubuklinggau
LUBUKLINGGAU, Potretsumsel.com - Perwakilan dari tiga Provinsi, yakni Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Bengkulu dan Sumatera Selatan (Sumsel), mengikuti Jejak Tradisi Daerah (Jetrada) tahun 2016 yang diselenggarakan Direktorat Jenderal (Dirjen) Balai Pelestarian Budaya Provinsi Sumbar dan Dirjen Kebudayaan RI, Senin (18/4).
Jetrada yang mempertemukan pelajar dari tiga provinsi ini, turut menampilkan dan memperkenalkan tradisi daerah masing-masing. Kegiatan ini pun, nampak dipusatkan di Kelurahan Batu Urib (Dusun Linggau), Kecamatan Lubuklinggau Utara II.
Ratusan warga yang berasal dari Dusun Linggau, terlihat antusias mengikuti Jetrada ke-X tahun 2016 yang digelar dengan tema Budaya Orang Linggau. Dalam kegiatan ini, masyarakat juga diajak berdiskusi dengan para narasumber baik lokal maupun dari daerah lainya.
Kepala Direktorat Jenderal (Dirjen) Balai Pelestarian Budaya Provinsi Sumbar, Jumari menjelaskan,
pihaknya selalu melaksanakan kegiatan pelestarian budaya di tiga wilayah yang dinaungi, hanya saja Lubuklinggau baru dilaksanakan ditahun ini, tujuannya yakni tidak lain untuk mengajak masyarakat, terutama generasi muda agar mengenal dan melestarikan budaya daerah.
"Untuk kegiatan kali ini, diikuti 90 siswa berasal dari tiga provinsi , ada dari Sumsel, Sumbar dan Bengkulu. Tujuanya, untuk mengajak siswa-siswi melihat lebih dekat tradisi orang Linggau. Orang dari daerah lain, pasti akan tertarik dengan tradisi dan budaya disini," jelasnya.
Dia berharap, kedepan guru di sekolah dapat mencari alternatif, untuk memberikan materi kesenian daerah kepada anak didik di sekolah masing-masing.
"Itu semua agar dapat menanamkan nilai-nilai budaya yang kelak harus terus mereka lestarikan," kata dia.
Sementara itu, Walikota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe mengatakan, jejak tradisi daerah sebagai kegiatan positif, dimana para pelajar harus ikut melestarikan kebudayaan daerah yang hingga saat ini, masyoritas budayawan selalu dari kalangan tua.
"Selama ini budayawan selalu orang-orang tua, kenapa tidak yang muda, sebab tidak ada halangan selagi muda untuk bisa menjadi budayawan, asalkan memahami dan mampu melestarikan budaya kita. Saya minta, agar generasi muda dapat terus menggali dan meneruskan budaya asli Lubuklinggau. Sebab, itu sebagai langkah awal, agar budaya asli Linggau tidak terkikis oleh zaman," ungkapnya.(Joni)
0 Comments:
Posting Komentar