Mata Siswi SD Buta Akibat Pukulan Teman Sekelas

Potretsumsel.com Kondisi korban pemukulan Syalu Fitria Gumay (foto: Joni)


- Guru Dinilai Lalai Awasi Anak Didik.

LUBUKLINGGAU, Potretsumsel.com - Dunia pendidikan di Kota Lubuklinggau, kembali tercoreng usai terjadi insiden pemukulan yang dilakukan oleh Kevin, salah satu siswa kelas III SDN 60 Kota Lubuklinggau terhadap teman sekelasnya, Syalu Fitria Gumay (8) yang tak lain merupakan teman sekelasnya sendiri.

Bahkan, mirisnya insiden tersebut terjadi, diduga diakibatkan kelalaian guru yang saat kejadian, malah tidak berada didalam kelas, padahal saat itu merupakan jam pelajaran yang semestinya diisi dengan kegiatan belajar mengajar (KBM).

Insiden yang terjadi pada Kamis, 24 Maret 2016 ini pun, berakhir tragis dikarenakan korban pemukulan tersebut, harus mengalami cacat, sebab pukulan temannya yang tepat mengenai mata sebelah kiri korban, membuatnya tidak bisa melihat lagi, akibat luka parah.

Ayah korban, Tarmi Indawan, warga Kelurahan Siring Agung, RT 07, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, didampingi paman korban, Edi Gumay menjelaskan, pihaknya telah membawa kasus ini ke ranah hukum dengan melaporkan kepada pihak kepolisian, agar bisa ditindaklanjuti.

Sebab, menurutnya dari awal kejadian hingga saat ini, keponakannya belum juga mendapatkan pertanggungjawaban, baik itu dari keluarga siswa yang melakukan pemukulan, termasuk dari pihak sekolah yang bahkan tidak ada upaya untuk membantu.

"Yang kami sayangkan, bahkan pihak sekolah terkesan acuh terhadap keluarga kami. Padahal, kejadian tersebut disebabkan juga kelalaian pihak sekolah, sebab insiden ini terjadi saat jam pelajaran berlangsung dan guru yang semestinya mengajar, malah tidak ada di kelas," ungkapnya, Selasa (12/4).

Diakuinya, pihaknya menyampaikan laporan kepada pihak kepolisian, guna mengetahui langkah hukum selanjutnya yang mesti mereka ambil, dikarenakan hingga saat ini, kasus tersebut seolah dibiarkan saja oleh pihak sekolah dan keluarga siswa yang melakukan pemukulan. Ia pun mengkhawatirkan, akan ada kejadian serupa jika nanti tidak ditindaklanjuti dan dibiarkan.

"Awalnya, diketahui luka memar dan memerah yang dialami keponakan kami, saat ia pulang sekolah, namun sebelumnya kami menduga sakit mata biasa dan sudah kita lakukan cek medis di Puskesmas, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Umum dan telah ditangani dokter dengan memberikan obat tetes," jelasnya.

Namun, menurutnya setelah tiga hari diobati di rumah, bengkak dan memerah yang dialami keponakannya, malah semakin parah, bahkan dari mata yang mengalami luka akibat pukulan tersebut, mengeluarkan nanah dan darah.

"Dokter awalnya akan melakukan operasi, namun saat diperiksa lagi, dokter urung melakukan operasi, dikarenakan menurutnya kondisi mata tersebut telah bersih dari nanah dan darah, tetapi dokter mengaku bahwa kebutaan yang dialami keponakannya memang telah terjadi sebelum akan dilakukan tindakan operasi," bebernya.

Diakuinya, upaya penyembuhan pun terus dilakukan pihaknya, hingga membawa keponakannya ke salah satu rumah sakit di Kota Palembang, namun tetap saja kondisi kebutaan tetap tidak terhindarkan.

"Ini yang membuat kami kecewa, sebab selama proses penyembuhan dan pengobatan yang dilakukan pihaknya, tidak ada satu pun bentuk perhatian dari pihak sekolah, maupun keluarga siswa yang melakukan pemukulan untuk membantu dan bertanggung jawab. Kasus ini pun, telah juga kami laporkan kepada Kepala PGRI Lubuklinggau, agar bisa disampaikan kepada pihak sekolah. Sementara untuk di kepolisian, kita laporkan Senin (11/4) lalu dengan no laporan polisi : LP/B-238/IV/2016/Sumsel/Res Linggau," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Lubuklinggau, Erwin Armedi saat dihubungi enggan mengomentari hal tersebut.

"Silahkan hubungi kepala sekolah dulu, agar tahu bagaimana kejadian sebenarnya, saya off the record soal itu," singkatnya.

Terpisah, Walikota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe mengaku, pihaknya akan memerintahkan pihak Disdik Lubuklinggau, guna mendalami persoalan ini. Sebab, dirinya hingga saat ini belum menerima laporan lengkap terkait hal tersebut. Namun, ia memastikan akan memberikan bantuan jika memang nanti sudah mengetahui permasalah itu dengan jelas.

"Nanti saya minta Disdik untuk mendalaminya dulu, sebab saya belum bisa menyimpulkan. Tapi, itu harus jadi perhatian Disdik. Insya Allah akan kita bantu, makanya kita perintahkan Disdik untuk mengetahui kondisi sebenarnya dulu," ungkapnya. (Joni)
Share on Google Plus

About Potret Sumsel

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 Comments:

Posting Komentar