Prabumulih , potretsumsel.com - Penjualan hewan kurban makin marak jelang
pelaksanaan hari raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 12 september
mendatang. Beragam jenis sapi dan kambing sebagai hewan untuk kurban
dijajakan di setiap pinggir jalan dan pelosok kota Prabumulih.
Meski demikian masyarakat tetap dihimbau tetap harus
waspada dengan kesehatan dari hewan kurban yang akan dibeli. Teliti sebelum membeli tetap harus diutamakan agar nantinya
tidak mengalami kerugian dengan mengkonsumsi daging
dari hewan kurban yang tidak sehat.
Sebaliknya, para pedagang hewan kurban tidak menjual
hewan kurban yang sakit, dan harus cepat melaporkan
bila terdapat hewan kurban yang dalam keadaan sakit.
Kita akan datangi kenapa hewan kurban tersebut sakit,
karena pastinya tidak layak jual dan dilarang untuk
dikonsumsi.
"Karena dengan mengkonsumsi daging dari hewan yang
tidak sehat, tentunya menjadi sumber penyakit, dan
kita harapkan hewan yang sakit untuk disingkirkan
supaya tidak menulari yang lain," kata Kepala Dinas
Pertanian, Perternakan, Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan
(DP4K) Kota Prabumulih, Drs Syamsurizal SP didampingi
Kabid Perternakan drh Nora
Gustina saat inspeksi mendadak (Sidak) ke seluruh
pedagang hewan kurban di Kota Prabumulih, Kamis
Syamsurizal menjelaskan, dalam sidak yang dilakukan belum
ditemukan hewan kurban yang sakit, sehingga dipastikan
hingga saat ini penjualan hewan kurban di Prabumulih masih
dalam kategori aman. Meski begitu tim dari DP4K Kota
Prabumulih tetap akan melakukan pengawasan rutin
setiap harinya hingga H-1.
"Kita akan tetap pantau terus pada setiap harinya dan
dalam sidak yang dilakukan hari ini, kita tidak
menemukan hewan yang sakit. Tak hanya kesehatan,
kecukupan syarat hewan seperti umur dan
adminiatrasinya juga jadi fokus kita," ujarnya.
Seluruh penjualan hewan kurban kita periksa. Tapi fokus
kita tetap di pasar inpres karena masyarakat banyak
membeli disana, tapi di setiap kecamatan tetap kita
pantau pula," bebernya.
Senada, Kabid Perternakan, drh Nora Gustina
menambahkan, pihaknya juga melakukan pemantauan hewan
kurban di masjid - masjid. Karena dikhawatirkan
pembelian hewan kurban dilakukan diluar. "Kita pantau terus
bahkan sampai hari H, khusus yang di kecamatan kita
biasanya dapat laporan dari masing - masing UPTD. Dan
rata - ratanya semua melaporkan bahwa hewan kurban dalam
keadaan sehat," tandasnya.
drh Nora meminta masyarakat harus jeli untuk memilih hewan
kurban dan yang paling penting lagi ketika pendistribusian
daging hewan kurban tersebut. Agar ketika sudah
dipotong minimal ukuran setengah kilo perpotong dan
tidak terlampau lama, minimal 8 jam setelah
penyembelian harus dimanfaatkan.
Jangan dicampur daging dengan jeroannya, karena jeroan
kurang baik untuk kesehatan. Terakhir jangan dimasukkan
kedalam kantong kresek warna hitam jadi harus plastik
bening, supaya sehat," pungkasnya (ps01)
waspada dengan kesehatan dari hewan kurban yang akan dibeli. Teliti sebelum membeli tetap harus diutamakan agar nantinya
tidak mengalami kerugian dengan mengkonsumsi daging
dari hewan kurban yang tidak sehat.
Sebaliknya, para pedagang hewan kurban tidak menjual
hewan kurban yang sakit, dan harus cepat melaporkan
bila terdapat hewan kurban yang dalam keadaan sakit.
Kita akan datangi kenapa hewan kurban tersebut sakit,
karena pastinya tidak layak jual dan dilarang untuk
dikonsumsi.
"Karena dengan mengkonsumsi daging dari hewan yang
tidak sehat, tentunya menjadi sumber penyakit, dan
kita harapkan hewan yang sakit untuk disingkirkan
supaya tidak menulari yang lain," kata Kepala Dinas
Pertanian, Perternakan, Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan
(DP4K) Kota Prabumulih, Drs Syamsurizal SP didampingi
Kabid Perternakan drh Nora
Gustina saat inspeksi mendadak (Sidak) ke seluruh
pedagang hewan kurban di Kota Prabumulih, Kamis
Syamsurizal menjelaskan, dalam sidak yang dilakukan belum
ditemukan hewan kurban yang sakit, sehingga dipastikan
hingga saat ini penjualan hewan kurban di Prabumulih masih
dalam kategori aman. Meski begitu tim dari DP4K Kota
Prabumulih tetap akan melakukan pengawasan rutin
setiap harinya hingga H-1.
"Kita akan tetap pantau terus pada setiap harinya dan
dalam sidak yang dilakukan hari ini, kita tidak
menemukan hewan yang sakit. Tak hanya kesehatan,
kecukupan syarat hewan seperti umur dan
adminiatrasinya juga jadi fokus kita," ujarnya.
Seluruh penjualan hewan kurban kita periksa. Tapi fokus
kita tetap di pasar inpres karena masyarakat banyak
membeli disana, tapi di setiap kecamatan tetap kita
pantau pula," bebernya.
Senada, Kabid Perternakan, drh Nora Gustina
menambahkan, pihaknya juga melakukan pemantauan hewan
kurban di masjid - masjid. Karena dikhawatirkan
pembelian hewan kurban dilakukan diluar. "Kita pantau terus
bahkan sampai hari H, khusus yang di kecamatan kita
biasanya dapat laporan dari masing - masing UPTD. Dan
rata - ratanya semua melaporkan bahwa hewan kurban dalam
keadaan sehat," tandasnya.
drh Nora meminta masyarakat harus jeli untuk memilih hewan
kurban dan yang paling penting lagi ketika pendistribusian
daging hewan kurban tersebut. Agar ketika sudah
dipotong minimal ukuran setengah kilo perpotong dan
tidak terlampau lama, minimal 8 jam setelah
penyembelian harus dimanfaatkan.
Jangan dicampur daging dengan jeroannya, karena jeroan
kurang baik untuk kesehatan. Terakhir jangan dimasukkan
kedalam kantong kresek warna hitam jadi harus plastik
bening, supaya sehat," pungkasnya (ps01)
0 Comments:
Posting Komentar