PALEMBANG, Potret Sumsel – Hari pertama kampanye pilkada Sumsel, Kamis (15/2) pasangan Herman Deru – Mawardi Yahya diisi dengan banyak aktivitas. Yang paling utama adalah sowan calon gubernur kepada K.H. Ma’ruf Amin, seorang ulama besar nasional, Rais ‘Aam PBNU. Dalam pertemuan tersebut, Kyai Ma’ruf mendo’akan Herman Deru yang merupakan kader NU untuk jadi gubernur Sumsel. “Beliau Rais ‘Aam NU, jabatan tertinggi di PBNU. Meminta saya memerhatikan persoalan ekonomi Ummat dan saat menjabat nanti agar amanah, ungkapnya kepada media.
Berikutnya Herman Deru menghadiri kegiatan ilmiah Seminar Nasional Fakultas Hukum Universitas Syahyakirti dengan Badan Arbitrase Nasional Indonesia di Hotel Emilia, Palembang. Walau bukan merupakan kegiatan kampanye akan tetapi kehadirannya menunjukan kepedulian besar terhadap dunia pendidikan di Sumatera Selatan. Menurut Deru, banyak yang bisa dilakukan gubernur untuk membantu peningkatan kualitas perguruan tinggi di Sumsel. “Ada mahasiswa yang meminta kami untuk mempertanyakan janji gubernur yang akan menggratiskan kuliah. Saya sampaikan, itu janji mereka, kalau ingkar ya tanggung dosanya. Sementara solusi HDMY adalah bantuan bagi mahasiswa tidak mampu, bantuan untuk peningkatan kualitas dan kerjasam dengan dunia akademik dalam hal perencanaan dan evaluasi pembangunan,” ujarnya kepada banyak wartawan yang menyertainya.
Sore harinya Herman Deru menghadiri Kongkow dengan Kaoem Moeda Sumsel. Acara yanh digelar PHD (Pemuda Herman Deru) di Dipo Cafe, Jalan Diponegoro, Kambang Iwak, Kota Palembang ini dihadiri kaum muda dari berbagai daerah dan disupport oleh organisasi kepemudaan dan relawan. Gema HANURA Sumsel, BM PAN Sumsel, Liga Mahasiswa Nasdem, Relawan Ampera, Relawan Sumsel Bersatu, Relawan Sumsel Maju dan lainnya hadir dalam kegiatan tersebut. “Anak muda harus kritis, zaman now beda dengan zaman old. Jadi jangan mau dibohongi sama iklan humas pemerintah, harus dicek benar tidak. Data bisa diakses di internet. Jadilah mitra kritis bagi pemda, kami akan libatkan kaum muda dalam mewujudkan Sumsel maju,” ujar Deru.
Sementara Mawardi Yahya hadir dan berpidato dalam acara acara kampanye terbatas “SILATURAHMI MENUJU SUMSEL SATU HD-MY” di aula terbuka kediaman pribadinya, di jln Musyawarah 1, Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Gandus. Dalam pidato berapi-apinya Mawardi mengingatkan keadaan yang berbeda dari jargon yang selama ini digembor-gemborkan. Banyak jalan provinsi rusak parah, akses susah, kemiskinan Sumsel lebih tinggi dari kemiskinan nasional. Indeks pembangunan manusia dibaeah rata-rata nasional selama kepemimpinan Alex lima tahun berturut-turut. “Lalu puteranya nyalon gubernur dan berkata akan dibereskan dalam dua tahun? Lha sekama 10 tahun berkuasa apa yang dilakukan, 10 tahun saja tidak beres, mau dibereskan dua tahun? tanyanya.
Mawardi menekankan, persoalannya bukan masalah waktu. Tapi soal penentuan skala prioritas. Ia mencontohkan dengan pertanyaan, penting mana membangun stadion dengan memperbaiki jalan rusak. Urgen mana membangun LRT dengan program pengentasan kemiskinan. Bahkan Mawardi menginggung, stadion mewah berskala internasional dibangga-banggakan tetapi prestasi atlit Sumsel dalam PON XIX 2016 ada di rangking ke-21 dari 33 provinsi. “Malu kita, masa kalah sama daerah yang tidak punya stadion bertaraf dunia,” ujarnya.
Mawardi berkata yang utama dan mendasar serta harus menjadi perhatian adalah masalah ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. “Ini skala prioritas kita. Fokus di sini. IPM akan naik, kemiskinan akan turun, rakyat akan sejahtera,” pungkasnya.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 Comments:
Posting Komentar