PALI,Potret Sumsel-
Kondisi pasar inpres pendopo Kecamatan Talang Ubi, kabupaten penukal abab lematang ilir (PALI) Sumsel.
yang terlihat sangat memprihatinkan dan tak layak dihuni ini, dari pantauan potretsumsel.com ada sebagian los pasar atapnya dari kantong plastik (Kresek), dan sudah 4 tahun kabupaten PALI berdiri, pasar tersebut belum pernah diperbaikan, atau renovasi tentang permasalahan ini, dinas perindustrian dan perdagangan (DISPERINDAG) Plt Kepala Dinas (KADIN) Dewi Afriyanti .SE melalui Sekretaris Dinas(SEKDIN) Razulik SH mengatakan.
"Belum mengetahui perihal kondisi pasar yang memprihatinkan tersebut, soalnya pasar pendopo talang ubi didirikan jauh sebelum pali terpisah dari kabupaten induk, dan juga belum menerima usulan untuk perehaban dan apabila dilakukan perehaban tentu akan memakan biaya yang cukup besar, seandainya akan dibangun pasar baru jelas sebelumnya kita harus menyiapkan lokasi khusus, karena pasar yang ada ditalang kerangan 100% belum siap untuk dihuni."ujarnya
Lebih lanjut ia menambahkan, "kondisi jalan yang ada dipasar talang kerangan belum dilakukan pengecoran, bahkan instalasi Listrik juga belum ada, ini masih tahap pendataan pedagang yang berhak menghuni los pasar" jelasnya
Dari pantauan potret sumsel.com kondisi pasar pendopo memang sangat memprihatinkan, benar ada sebagian pasar atap nya masih menggunakan atap kantong plastik, dan setiap pedagang harus membayar Rp.1000,- (seribu rupiah) /hari untuk biaya kebersihan, Rp.20.000,- (dua puluh ribu) /bulan untuk bayaran los, serta Rp.40.000-, (empat puluh ribu rupiah)/bulan untuk biaya listrik/1bola lampu.
Terkait permasalahan pasar pendopo yang memprihatinkan, "kalau bisa berita ini jangan diekspos nantinya kepala dinas di panggil oleh bupati, terkait permasalahan ini, ” pinta Razulik
Salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya E W (27), pedagang yang menghuni los pasar tersebut, mengeluhkan "bahwa keadaan pasar yang cukup memprihatinkan dan butuh perbaikan pemerintah, untuk biaya sewa pasar dikenakan Rp 20 ribu perlosnya, sedangkan listrik perbola lampunya dikenakan tarif Rp 40 ribu,
Bukan itu saja biaya kebersihan pun dikenakan Rp 1 Ribu perhari, sedangkan penghasilan di pasar ini tidak menentu, disini saya berharap kepada pemerintah untuk segera merehab pasar ini," harapnya. (MD)
yang terlihat sangat memprihatinkan dan tak layak dihuni ini, dari pantauan potretsumsel.com ada sebagian los pasar atapnya dari kantong plastik (Kresek), dan sudah 4 tahun kabupaten PALI berdiri, pasar tersebut belum pernah diperbaikan, atau renovasi tentang permasalahan ini, dinas perindustrian dan perdagangan (DISPERINDAG) Plt Kepala Dinas (KADIN) Dewi Afriyanti .SE melalui Sekretaris Dinas(SEKDIN) Razulik SH mengatakan.
"Belum mengetahui perihal kondisi pasar yang memprihatinkan tersebut, soalnya pasar pendopo talang ubi didirikan jauh sebelum pali terpisah dari kabupaten induk, dan juga belum menerima usulan untuk perehaban dan apabila dilakukan perehaban tentu akan memakan biaya yang cukup besar, seandainya akan dibangun pasar baru jelas sebelumnya kita harus menyiapkan lokasi khusus, karena pasar yang ada ditalang kerangan 100% belum siap untuk dihuni."ujarnya
Lebih lanjut ia menambahkan, "kondisi jalan yang ada dipasar talang kerangan belum dilakukan pengecoran, bahkan instalasi Listrik juga belum ada, ini masih tahap pendataan pedagang yang berhak menghuni los pasar" jelasnya
Dari pantauan potret sumsel.com kondisi pasar pendopo memang sangat memprihatinkan, benar ada sebagian pasar atap nya masih menggunakan atap kantong plastik, dan setiap pedagang harus membayar Rp.1000,- (seribu rupiah) /hari untuk biaya kebersihan, Rp.20.000,- (dua puluh ribu) /bulan untuk bayaran los, serta Rp.40.000-, (empat puluh ribu rupiah)/bulan untuk biaya listrik/1bola lampu.
Terkait permasalahan pasar pendopo yang memprihatinkan, "kalau bisa berita ini jangan diekspos nantinya kepala dinas di panggil oleh bupati, terkait permasalahan ini, ” pinta Razulik
Salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya E W (27), pedagang yang menghuni los pasar tersebut, mengeluhkan "bahwa keadaan pasar yang cukup memprihatinkan dan butuh perbaikan pemerintah, untuk biaya sewa pasar dikenakan Rp 20 ribu perlosnya, sedangkan listrik perbola lampunya dikenakan tarif Rp 40 ribu,
Bukan itu saja biaya kebersihan pun dikenakan Rp 1 Ribu perhari, sedangkan penghasilan di pasar ini tidak menentu, disini saya berharap kepada pemerintah untuk segera merehab pasar ini," harapnya. (MD)
About Potret Sumsel
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
0 Comments:
Posting Komentar