LAHAT, Potret Sumsel-Di duga menjadi korban serangan harimau Seorang Pria yg berprofesi sbg petani kopi di Desa Pajar Bulan kec.Mulak Ulu kab.Lahat Sumatra Selatan (Iswadi 35) di temukan dengan kondisi tubuh yg sudah terpotong/terpisah menjadi beberapa bagian, Minggu (22/12/2019)
Menurut keterangan Rahmat keluarga korban yg menemukan jasad Almarhum pertama kali Menjelaskan aktivitas korban sedang menjaga beberapa pohon durian yg sedang berbuah agar tidak di ganggu oleh kawanan hewan kera. Karena menginap/standbay di lokasi, untuk logistik makanan setiap hari di antar oleh pihak keluarga.
"Sebenarnya korban sudah sempat bercerita dan cemas kalo dirinya sering menemukan Tapak harimau di sekitar pondoknya, namun hal itu tidak terlalu di hiraukan nya." Tutur Rahmat kepada awak media saat mengantar jenazah iparnya untuk di visum di RSUD Lahat.
Tim Dokter RSUD Lahat yg menangani otopsi potongan tubuh korban Dr.Ira di hadapan awak media menjelaskan kondisi tubuh korban telah terpotong/terpisah 2, bahkan isi perut jeroan tidak ada lagi dan masih ada beberapa bagian tubuh korban yg belum di temukan.
"kami menegaskan bahwa tidak di temukan luka bekas gigitan/cakaran binatang buas pada beberapa potongan organ tubuh korban. Tentunya peristiwa terjadi sudah 1 atau 2 hari yg lalu karena ditemukan ulat pada beberapa potongan organ tubuh" Jelasnya
Bupati lahat Cik Ujang SH yg sedang kunjungan kerja ke kec.mulak sebingkai di hari yg sama ketika mendengar informasi tersebut di dampingi Kasat Polpp Fauzan Denin beserta stakeholder lainnya langsung bergegas sidak ke (Rumah duka) untuk menjenguk dan ikut serta mendampingi Almarhum ke RSUD Lahat menunggu hasil visum.
"Ketika kami dapat info, langsung bergegas ke lokasi bahkan sempat ingin ikut naik melihat TKP (Pondok almarhum) guna mempelajari fakta, namun terhambat oleh Cuaca Hujan Deras" ungkap Cik Ujang kpd Awak Media.
Bupati menjelaskan, Kasus konflik antara Harimau yg menyerang Manusia ini memang sudah terjadi berapa kali dalam kurun waktu sebulan ini sebelumnya warga pajar bulan MuaraEnim dan Pagaralam juga telah menjadi korban. Namun pemkab lahat membutuhkan kerjasama dan sinergi bersama kabupaten tetangga M.Enim dan Kota Pagaralam beserta stakeholder terkait (Polhut,BKSD, Kodim,Polres,Kades) untuk mencari solusi agar tidak saling menyalahkan.
"Dalam waktu dekat(besok) kita akan bentuk Satgas untuk menginvestigasi kasus ini, agar dapat mengambil langkah sebelum jatuh korban berikutnya. Apalagi mayoritas masyarakat Kab.Lahat Petani yg sudah pasti aktivitas untuk ke kebun, sawah terhambat karena di hantui rasa ketakutan" Ujarnya
Pihak BKSDA Sumsel Bpk Raswan beserta timnya belum bisa menyimpulkan apakah korban tewas disebabkan oleh terkaman Hewan yg habitatnya termasuk di lindungi oleh Undang Undang tersebut.
"Berdasarkan keterangan saksi saksi besok kami akan langsung ke TKP untuk mempelajari fakta fakta di lapangan, dan hasilnya segera akan kami umumkan ke publik. Namun kami yakin peristiwa ini terjadi di Kawasan Hutan Lindung yg semestinya Pihak Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Sumsel harus lebih berperan aktif.
"Mereka sudah kami kontak melalui perwakilannya yg ada di kab.M.Enim (Bpk.Mirza) berulang kali untuk ikut serta namun seperti acuh tak acuh bahkan no telpon nya di Non aktifkan" ungkap Raswan kpd potretsumsel.co.id
Saat awak media mempertanyakan apakah penyebab peristiwa ini adalah dampak dari pembukaan kawasan Hutan Lindung dan Exploitasi Hutan Kawasan yg sedang beroperasi di Rantau Dedap kab.Muara Enim Oleh salah satu perusahaan PLTU PT.Supreme Energi yg menurut pandangan masyarakat di duga telah merusak Ekosistem rumah Hewan Harimau kepada seluruh stakeholder yang hadir di RSUD Lahat, mereka menjelaskan masih menunggu keterangan dari Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) wilayah Sumsel sbg perpanjangan Pemerintahan Pusat dalam menjaga kelestarian Alam dan Hutan. (Endi)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 Comments:
Posting Komentar