Tetapi, kata Fikri, hendak Disnaker mengandeng perusahaan baik itu BUMN dan swasta, menyediakan lapangan kerja (Laper) sebagai tempat penampungnya.
“Kalau sudah pelatihan, hanya magang. Habis itu mau dimana peserta pelatihan, kalau tidak ada Laper jelas akan kembali jadi pengangguran,” masukkan orang nomor dua di Kota Nanas ini ketika membuka pelatihan berbasis kompetensi di Aula Balai Latihan Kerja (BLK), kemarin (18/3).
Selain itu, suami Hj Reni Indahyani SKM ini mengatakan, mengandeng perusahaan khususnya PT Pertamina EP (PEP) Asset 2 dan Subkonya dalam hal penyediaan sertifikat kerja dibutuhkan, untuk mengisi Lapker tersedia.
“Selama ini, ada Lapker di Pertamina. Tetapi, kita tidak bisa memenuhinya. Karena, pencari kerja (Pencaker) kita tidak punya sertifikat yang dibutuhkan,” tekannya.
Ayah empat anak ini, tidak menampik pentingnya pelatihan kerja sangat penting dalam rangka menekan angka pengangguran di Kota Minyak dan Gas (Migas).
“Sebagai tindak lanjut, agar peserta pelatihan kerja mandiri. Seperti tahun sebelumnya, usai pelatihan diberikan bantuan alat usaha,” pesannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker), Ir Bambang Sukaton menerangkan, tahun ini ada 15 jurusan.
“Dibagi tiga gelombang, gelombang pertama 5 paket jurusan sudah berjalan. Lalu, gelombang kedua 6 paket jurusan dan gelombang ketiga 4 jurusan dilaksanakan sesudah paket lebaran,” terang Bambang.
0 Comments:
Posting Komentar