Disaat Covid-19 Ada Saja Warga Yang Luput Dari Pendataan Untuk Mendapatkan Bansos

Lahat, potretsumsel.co.id--Pemerintah hanya rajin (Getol) mendata saat Pilkada dan Pilpres demi mendulang suara rakyat kecil (Miskin), sementara pada kondisi saat ini (Covid-19) masyarakat yang semestinya mendapatkan Bantuan Sosial PKH, BPNT dan lainnya jarang sekali didata untuk mendapatkan Bantuan Sosial.

Hal tersebut di ungkapkan, Maryana (31) dan  Gino (35)4, keluarga miskin ini merupakan salah satu contoh kecil dari fenomena ketimpangan sosial yang ada di kabupaten Lahat.

"Saat Pilkada dan Pilpres identitas kami di data terus kemudian di arahkan untuk memilih salah satu pasangan kandidat pemimpin, hingga akhirnya menjatuhkan pilihan Bupati Lahat kepada (Cik.Ujang SH & Haryanto.SE) dan pasangan Presiden (Joko Widodo & KH.Makruf Amin) walaupun tidak mendapatkan seperak imbalan apapun pada saat itu. Dengan harapan setidaknya pemerintah dapat memberikan perhatian kepada keluarga kami" Ujar Maryana kepada awak media sambil menunjukkan KK dan KTP beralamat di desa Manggul kecamatan Lahat Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan. Rabu (15/4/2020)

Pantauan awak media langsung dilapangan, Maryana (31), bersama suaminya Gino (35) beserta ketiga anaknya harus menumpang tinggal di kebun warga yang berlokasi di Desa Ulak Lebar kp II yang jauh dari lingkungan warga desa dengan tinggal di pondok kayu berdinding plastik beratap terpal. Karena Keluarga ini selalu berpindah tempat bermukim dengan menumpang tanah warga yang sudi memberikannya tumpangan lahan untuk di jadikan tempat tinggal.

"Kami bukan tidak pernah melapor pak, pertengahan tahun lalu (2019) kami pernah mencoba melapor ke kadus Manggul Lingkungan 4 agar dapat bantuan PKH dan beras Raskin. Alhasil kami hanya di acuhkan dengan alasan semua bantuan telah ada pemiliknya kalian tidak ada didalam daftar" Ujar Maryana menirukan ucapan kadus Manggul Lingkungan IV pada saat itu.

"Sejak dari itu kami jadi Sungkan untuk melapor kembali (Trauma), keluhan masyarakat kecil seperti kami rasanya sulit sekali didengarkan oleh pemerintah" Ujar Maryana dengan nada putus asa.

"Terkadang untuk makan sehari-hari jika tidak memiliki beras, kami hanya menyantap (Rebung) Bambu Muda setiap harinya demi bertahan hidup" Imbuh Maryana bersama suaminya Gino dengan mata berkaca-kaca (Sedih).

Melihat fenomena ini, sebagian besar masyarakat kecil (Miskin) berharap agar peristiwa ini menjadi bahan Evaluasi pemerintah di daerah DiDesa maupun di pusat agar lebih objektif dalam menyampaikan realisasi Bantuan Sosial kepada masyarakat (Tepat sasaran).

Hingga berita ini diturunkan awak media masih mencoba meminta tanggapan dan keterangan dari Pemkab Lahat.(Endi)
Share on Google Plus

About Potret Sumsel

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 Comments:

Posting Komentar