Tim Kajida Setjen Wantannas Datang ke MubaTinjau Hilirisasi Karet
SEKAYU,potretsumsel.id - Buah kehadiran Bupati Muba Dr H Dodi Reza Alex Noerdin pada 25 Januari 2020 lalu sebagai narasumber dalam Rapat Persiapan Pengkajian Daerah (Kajida) ke Sumatera Selatan Tentang Revitalisasi Perkebunan Karet dalam rangka Penguatan Ekonomi Daerah kini, Rabu (24/2/2021) menerima rombongan Tim Kajida Setjen Pengembangan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) di Bumi Serasan Sekate.
Tim Kajida Setjen Wantannas ke Kabupaten Muba sengaja menindaklanjuti Kajian Daerah Dewan Ketahanan Nasional Revitalisasi Industri Karet Rakyat dalam rangka Penguatan Ketahanan Ekonomi Daerah di Kabupaten Muba dengan Focus Group Discussion bersama jajaran Pemkab Muba.
Deputi Pengembangan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas), Marsda TNI Dr Sungkono SE MM mengapresiasi program kerja dan langkah-langkah strategis yang telah dilakukan Pemkab Muba pada hilirisasi perkebunan karet tiga tahun belakangan ini.
"Setelah mendengar langsung paparan Pak Dodi terkait inovasi hilirisasi karet, kedepan ini bisa jadi role model yang luar biasa. Terobosan seperti inilah yang dibutuhkan untuk sekarang. Namun demikian perlu dilakukan penelitian dari semua aspek, sehingga memang benar-benar bisa memberikan dampak postif untuk penguatan ekonomi,"ucapnya.
Dikatakan Sungkono, Focus Group Discussion adalah suatu proses pengumpulan informasi suatu masalah tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Diskusi ini juga bertujuan untuk menggali bahan kajian terkait revitalisasi perkebunan karet dalam rangka penguatan ekonomi daerah. Hasil kajian menurutnya akan diserahkan ke Presiden Republik Indonesia.
"Kajida ini untuk mengetahui ketahanan ekonomi daerah selama pandemi COVID-19. Dengan tujuan Kajida, Belanja masalah pendalaman dan analisis guna menyusun rekomendasi kepada Presiden RI selaku Ketua Wantannas dalam rangka menentukan kebijakan dan strategis Nasional,"paparnya.
Bupati Muba Dr H Dodi Reza Alex Noerdin mengucapkan selamat datang kepada rombongan Tim Kajida Setjen Wantannas. Dirinya berharap diskusi bisa menghasilkan informasi yang tepat dan lengkap, untuk referensi yang akan dibawa oleh Tim Kajida terkait revitalisasi karet dalam rangka penguatan ekonomi.
"Silahkan rombongan tim berkoordinasi langsung dengan kepala OPD Pemkab Muba mengenai data yang dibutuhkan. Silahkan rombongan tim besok berkunjung langsung ke kebun petani karet, kemudian ke UPPB di kecamatan dalam Kabupaten Muba dan langsung juga meninjau pabrik aspal karet,"ucap Dodi.
Dodi juga memaparkan, banyak upaya yang sudah dilakukan Pemkab Muba dalam upaya menstabilkan harga karet di Muba yang selaras dengan gencarnya hilirisasi karet di Muba. Diantaranya, peningkatan kapasitas dan produktivitas pekebun yakni dengan penggunaan bibit unggul, pupuk berimbang, Sekolah Lapangan Petani Karet, dan pelatihan dan pendampingan petani implementasi good agricultural practices (GAP).
"Kemudian, pembentukan dan pembenahan kelembagaan petani karet, pembentukan kelembagaan petani karet melalui Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet (UPPB) berdasarkan Perbup No. 324/2015," imbuhnya.
"Saat ini terdapat 92 UPPB dengan anggota 13.580 KK, dan karet dijual secara lelang online menggunakan aplikasi SANG BOKAR berkala tiap 1 minggu dengan harga lebih tinggi. Selisih harga mencapai Rp 4.000/kg, UPPB sebagai produsen lateks pekat (Keluang, Babat Toman, Plakat Tinggi), transformasi UPPB menjadi entitas bisnis dengan program UPPB berbadan hukum, dan melatih petani untuk produksi lateks pekat dengan metode dadih," tambahnya.
Kepala Daerah Inovatif ini menambahkan, dalam kaitan realisasi pendirian pabrik aspal karet Musi Banyuasin karena bahan baku melimpah dan dekat bahan baku, posisi strategis Muba memudahkan distribusi aspal karet, dan posisi Muba dilalui jalan nasional dan jalan penghubung kabupaten. Inilah keuntungan Muba karena jalan-jalan ini memerlukan aspal untuk pemeliharaan.
"Upaya lain adalah dukungan teknologi produksi aspal karet dari Puslit Karet Bogor dan PT Jaya Trade Indonesia, tersedianya captive market dari APBN dan APBD, serta upaya pemerintah merubah paradigma produksi pada tataran petani," bebernya.
Dalam kesempatan tersebut, mantan anggota DPR RI dua periode itu juga memberikan tiga rekomendasi yakni diantaranya diperlukan payung hukum (Perpres dll.) dalam pengggunaan aspal karet untuk pembangunan jalan yang berlaku secara nasional, peremajaan karet rakyat ( mengadopsi pelaksanaan peremajaan sawit rakyat oleh BPDP-KS, perlu juga dihimpun dana ekspor untuk pelaksanaan peremajaan karet rakyat), dan industri berbahan baku lateks pekat agar mengutamakan lateks.
"Yakinlah, dengan realisasi hilirisasi karet yang kami lakukan ini ke depan kita tidak lagi bergantung dengan harga internasional, serapan karet lokal tetap stabil, dan ini juga menjawab bagian dari nawacita Presiden RI Joko Widodo," pungkasnya. (Ril/Rudy Hartono)
0 Comments:
Posting Komentar