MUARA ENIM,potretsumsel.id-- Dalam mengantisipasi kelangkaan petugas pengurus jenazah, Pemkab Muara Enim menggelar kegiatan Pelatihan Kepengurusan Jenazah untuk 256 orang perwakilan masyarakat yang berasal dari desa atau kelurahan yang ada di Kabupaten Muara Enim, Selasa (22/11/2022) di Masjid Agung Muara Enim.
Adapun sebagai narasumber pada pelatihan tersebut yakni Ustadz Ali Mursyi, Ustadz Abdul Karim, Ustadz Hakamudin dan Ustadzah Misliyani yang dipandu oleh Ustadz Solihan dari Kemenag Muara Enim.
Dikesempatan itu Pj Bupati Muara Enim Kurniawan yang diwakili oleh Kabag Kesra Muara Enim H Zulfikar saat membuka kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Kepengurusan Jenazah bagi Masyarakat dalam Kabupaten Muara Enim menyampaikan bahwa setiap Muslim yang meninggal dunia wajib dikuburkan sesuai syariat Islam. Hukum melaksanakannya adalah fardhu kifayah, artinya umat Muslim wajib menunaikan, namun bila sudah ditunaikan oleh Muslim yang lain, maka kewajibannya menjadi gugur. Namun sebaliknya jika tak ada yang menjalankannya, maka semua orang di wilayah itu ikut berdosa.
"Setelah pelatihan ini, kami tidak lagi mau mendengar ada desa yang terpaksa minjam petugas pengurus jenazah dari desa lainnya. Jika masih ada berarti peserta ini tidak mengamalkan hasil pelatihannya,"ungkap Zulfikar dalam sambutannya.
Lanjutnya, betapa pentingnya memahami tata cara mengurus jenazah yang benar sesuai syariat Islam. Sebab selama ini, umumnya yang merawat jenazah hanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah terbiasa. Dan jika orang tersebut tidak ada lagi maka tidak menutup kemungkinan kedepan akan ada kelangkaan untuk petugas pengurus jenazah yang benar-benar memahami tata cara mengurus jenazah.
"Ada banyak faktor yang mempengaruhi orang-orang untuk tidak terlibat mengurus jenazah, di antaranya karena kurang tahu caranya, masih ragu-ragu, takut atau memiliki trauma terhadap fenomena kematian dan sebagainya. Dengan pelatihan ini, yang tidak tahu menjadi tahu, yang ragu-ragu menjadi tidak ragu-ragu lagi, yang sudah paham akan lebih paham lagi dan membagikan pengetahuan dan pengalamannya," ujarnya.
Masih menurut Zulfakar, saat ini, sangat perlu sekali regenerasi dan pelatihan tata cara mengurus jenazah ini. Karena latar belakang digelarnya pelatihan pengurusan jenazah ini, berawal dari adanya kekurangan petugas pengurus jenazah di desa dalam Kabupaten Muara Enim. Karena masih ada di masyarakat yang masih menganggap sepele dengan ilmu pengetahuan tata cara mengurus jenazah sehingga sering terabaikan,"terangnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ilmu tersebut sangat penting untuk diketahui oleh seorang muslim tatkala ada yang meninggal dunia. Pengurusan jenazah tidaklah sederhana, melainkan cukup kompleks yang meliputi proses memandikan, mengkafani, menshalati, mengantarkan hingga menguburkannya. Dan semua tahapan tersebut ada adabnya dan bacaannya tidak hanya sekedar
memandikan, mengkafani, menshalati, dan menguburkannya.
"Ada tata cara mengkapaninya, cara memotong dan mengukurnya tidak sembarangan. Cara memandikannya, mensholatkannya tidak ada dengan sholat fardu dan sunat hingga menguburkannya," bebernya.
Kedepan, lanjut Zulfakar, pihaknya telah menggelar pelatihan ini sejak tahun 2019, namun ketika ada pandemi Covid-19 terpaksa ditunda. Dan baru pada tahun 2022 ini, kembali digelar seiring melandainya penyebaran Covid-19. Sebelumnya, untuk menstimulasi masyarakat untuk mengikuti pelatihan pihaknya menyiapkan seluruh akomodasi, bahkan memberikan reward Umroh bagi peserta terbaik bagi laki-laki dan perempuan. Namun untuk kali ini, pihaknya hanya memberikan akomodasi dan reward kepada 10 peserta terbaik masing-masing Rp 1 juta.
"Seluruh masing-masing peserta kita berikan akomodasi dan uang transportasi Rp 300 ribu serta ilmu. Dan bagi 10 yang terbaik kita reward lagi. Untuk itu, belajarlah dengan sungguh-sungguh selama pelatihan sehingga bisa dipraktekkan setelah pulang dari pelatihan," harapnya.
Sementara itu menurut salah satu peserta Suhardiman (48) warga desa Sukadana dan Supario (44) warga Desa Sukajadi, Kecamatan Sungai Rotan, Kabupaten Muara Enim, mengatakan bahwa dirinya sangat senang sekali mengikuti pelatihan ini, karena bisa mengikuti pelatihan ini adalah orang pilihan dari desa/Kelurahan di Kabupaten Muara Enim. Sebab untuk belajar atau bertanya di desanya sangat sulit, untuk itu dengan kesempatan ini dirinya akan belajar dan bertanya sedetil mungkin sehingga habis pelatihan ini bisa diterapkan di desanya.
"Saya pribadi, tidak diberikan uang tidak apa-apa yang penting dapat ilmu yang bermanfaat. Saya baru kali pertama ikut pelatihan dan benar-benar belum paham,"akunyya.
Ditambahkan Supario, kedepan pelatihan seperti ini untuk rutin dilaksanakan sebab belajar mengurus jenazah secara benar ini masih susah di desanya.
"Dan bila perlu kedepan, pelatihan seperti ini dilaksanakan per-kecamatan sehingga pesertanya akan lebih banyak karena jarak dan waktu yang dekat,"pungkasnya.
0 Comments:
Posting Komentar